Keagungan Akhlak Mulia
Asy’ari Masduki, MA
Keutamaan Akhlak Mulia
Selain akidah, Rasulullah juga mengemban misi membenahi akhlak umat manusia. Rasulullah -‘alaihissalam-bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”(H.R al Baihaqi)
Orang yang berakhlak mulia dijamin dengan surga oleh Rasulullah. Beliau bersabda:
أَنَا زَعِيْمٌ بِبَيْتٍ فِيْ أَعْلَى اْلجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku jamin dengan sebuah rumah di surga yang paling tinggi bagi orang yang memperbaiki akhlaknya”. (HR al Baihaqi)
Kedudukan orang yang berakhlak mulia sangat tinggi. Rasulullah bersabda:
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَبْلُغُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ اْلقَائِمِ
“Sesungguhnya dengan kemulian akhlaknya, seseorang benar-benar dapat sampai pada derajat orang yang berpuasa sunnah terus menerus pada siang hari dan derajat orang yang shalat sunnah terus menerus setiap malam” (HR al Baihaqi)
Kriteria Akhlak Mulia
Pada prinsipnya seseorang dianggap telah berakhlak mulia apabila telah melakukan tiga kriteria berikut:
1. Berbuat baik kepada siapa pun, orang yang dikenalnya maupun yang tidak dikenalnya, orang yang baik terhadapnya maupun yang jahat terhadapnya.
Berbuat baik tanpa pandang bulu ini hanya mungkin dilakukan oleh seseorang yang dalam berbuat baik hanya mengharapkan ridha Allah, bukan mengharap imbalan manusia.
2. Mengekang hawa nafsu dari berbuat jahat terhadap orang lain. Ia harus mengekang tangan, lisan dan semua anggota badannya dari perbuatan maupun ucapan yang dapat menyakiti hati dan fisik orang lain. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
اْلمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim yang sempurna adalah apabila umat Islam selamat dari perlakuan jahat lisan dan tagannya”.(H.R al Bukhari, Muslim dan lainnya)
3. Bersabar ketika mendapatkan perlakuan jahat dari orang lain. Ia harus mampu mengekang hawa nafsunya untuk tidak membalas perlakuan jahat orang lain kepadanya. Sebaliknya berusaha untuk membalas perbuatan jahat dengan perbuatan baik. Tentang akhlak yang paling mulia, Rasulullah bersabda:
تَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ وَتُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ وَتَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ
“Yaitu menyambung tali silaturrahim orang yang memutus tali silaturrahim denganmu, memberikan sesuatu orang yang tidak sudi memberimu sesuatu dan memberi maaf orang yang mendzalimimu” (H.R ath Thabarani)
Kunci Akhlak Mulia
Selanjutnya, untuk dapat melaksanakan ketiga kriteria tersebut paling tidak seseorang harus melakukan dua hal, yaitu:
1. Meredam emosi, sebab ketika seseorang marah maka akalnya tidak akan dapat menguasai dirinya; tangannya akan memukul, kakinya akan menendang, lisannya akan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan yang dapat menyakiti hati orang lain, dan hal itu bertentangan dengan kriteria akhlak mulia.
2. Memperbanyak diam, sebab kebanyakan kesalahan manusia bersumber dari lisannya. Rasulullah bersabda:
أَكْثَرُ خَطَايَا ابْنِ آدَمَ مِنْ لِسَانِهِ
“Kebanyakan kesalahan manuasia adalah dari lisannya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar